LOGIKA
KONSEP, ISI, LUAS PENGERTIAN, HUBUNGAN
ANTARA ISI dan LUAS PENGERTIAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Akhir-akhir
ini, konsep tentang logika himpunan fuzzy begitu banyak dipelajari dan dipergunakan.
Ini disebabkan karena himpunan fuzzy tidak diekspresikan dalam istilah binary (0
atau 1, hitam atau putih, panas atau dingin), melainkan dinyatakan secara
fleksibel antara 0 dan 1, antara hitam dan putih, antara panas dan dingin.
Sebagai contoh, gradasi warna di bidang fotografi dan perfilman. Dahulu foto
dan film hanya berupa gambar hitam putih. Namun dengan konsep tentang logika
himpunan fuzzy, gradasi warna dapat diciptakan, sehingga kini foto dan film
dapat beraneka warna.Fuzzy secara bahasa dapat diartikan sebagai “kabur”atau
“samar-samar”.Himpunan fuzzy adalah himpunan yang keanggotaannya memiliki nilai
kekaburan/kesamaran antara salah dan benar. Konsep tentang himpunan fuzzy pertama
kali diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh, seorang ilmuwan Amerika
Serikat berkebangsaan Iran,dari Universitas California di Barkeley, melalui
tulisannya “Fuzzy Sets”
pada tahun 1965.L.A.
Zadeh mendefinisikan suatu himpunan fuzz dalam semesta pembicaraan sebagai
fungsi yang mana mempresentasikan derajat keanggotaa Artinya, bukan anggota
himpunan fuzzy jika adalah anggota penuh himpunan fuzzy jika dan adalah anggota.
himpunan fuzzy dengan derajat keanggotaan sebesar jika yang mana Dengan kata
lain suatu himpunan fuzzy dapat didefinisikansecara umum sebagai himpunan
pasangan berurutan Universitas Sumatera Utara Sementara itu, kata
„topologi‟ berasal dari bahasa Yunani, yaitu “topos‟ yang berarti tempat dan “logos‟
yang berarti ilmu. Dengan demikian, topologi adalah ilmu yang berhubungan
dengan tempat/tata ruang Topologi dapat diartikan sebagai cabang matematika
yang bersangkutan dengan tata ruang yang tidak berubah dalam deformasi
dwikontinu, yaitu ruang yang dapat ditekuk, dilipat, disusut, direntangkan, dan
dipilin, tetapi tidak diperkenankan untuk dipotong, dirobek, ditusuk, atau
dilekatkan.Kajian topologi bermula dari permasalahan geometri oleh Leonard
Euler pada tahun 1736 dalam tulisan “Seven Bridges of nigsberg”, yang merupakan
awal sejarah berkembangnya teori graf. Konsep topologinya sendiri diperkenalkan
oleh Johann Benedict Listing dalam tulisan “Vorstudien zur Topologie”pada tahun
1847 di Jerman. Konsep topologi muncul melalui pengembangan konsep dari
geometri dan teori himpunan, seperti ruang, dimensi, bentuk, dan transformasi.
Suatu topologi pada himpunan sebarang adalah kumpulan dari himpunan
bagian-himpunan bagian yang mana mengandung himpunan kosong himpunan itu
sendiri, gabungan dari setiap himpunan bagian, dan irisan dari setiap himpunan
bagian tersebut. Pasangan ini disebut sebagai ruang topologi Ruang topologi
adalah struktur yang diperkenankan untuk memformalkan konsep seperti
konvergensi, keterhubungan, dan kontinuitas. Ruang topologi dapat dibentuk pada
grup, semigrup, aljabar, dan himpunan lainnya, seperti himpunan fuzzy Ruang
topologi pada himpunan fuzzy disebut ruang
topologi fuzzy Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mempelajari tentang
konsep ruang topologi fuzzy beserta sifat-sifat yang ada.[1]
B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
konsep, is, luas pengertian?
2. Bagaimana
hubungan antara isi dan luas pengertian?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Konsep
Ilmu Logika
hanya ada karena ada bahasa. Maka salah satu minatnya terpusat pada isi bahasa.
Karena itulah pembicaraan tentang ide/konsep merupakan salah satu hal yang
penting.
Konsep berasal
dari kata latin: concipere, yang artinya mencakup, mengandung, mengambil,
menyedot, menangkap. Dari kata concipere muncul kata benda conceptus yang
berarti tangkapan. Kata konsep diambil dari kata conceptus tersebut. Jadi,
konsep sebenarnya berarti tangkapan. Intelek manusia, apabila menangkap sesuatu
dapat terwujud dengan membuat konsep. Buah atau hasil dari tangkapan itu
disebut konsep.
Dalam bahasa
indonesia, istilah konsep sering diterjemahkan dengan istilah pengertian,
tetapi istilah yang lebih tepat adalah tangkapan, karena istilah pengertian
mempunyai arti yang lebih luas..
Konsep secara
subjektif berarti : suatu aksi ( act ) intelek yang digunakan untuk menangkap
sesuatu. Sedangkan secara objektif artinya sesuatu yang kita tangkap dengan
aksi tadi. Aksi menangkap ini dalam istilah logika disebut aprehensi sederhana
( simple apprehension ).
Tetapi
hendaknya orang jangan ternenung terlalau lama mengapa kita gunkan istilah
sederhana. Istilah sederhana hanya digunakan untuk membedakan aksi intelek
tertentu dengan aksi intelek yang disebut membuat keputusan. Jadi, kalau kita
perhatikan, aprehensi sederhana sedikit berbeda dengan ide atau konsep.
Aprehensi sederhana adalah proses yang digunakan untuk mencapai konsep atau ide
sedangkan ide atau konsep adalah hasil dari proses tersebut.
Konsep mental
juga biasa disebut dalam istilah latin : species expressa, yang artinya suatu
representasi yang dinyatakan. Sedangkan istilah species impressa adalah hal
yang menentukan intelek dan membuat intelek beraktivitas sehingga menhasilkan
konsep. Thomas Aquinas juga menyebut species impresa dengan istilah species
intelligibilis, forma intelligibilis. Sedangkan konsep juga ia namakan verbum
mentis ( kata budi yang di ucaokan didalam batin ), intentio ( spacies
intentionalis ).Dengan demikian, perlu dibuat perbedaan antara konsep dan
fantasma yang merupakan produk dari fantasi, yang merupakan dari gambaran.
Produk langsung dari indera manusia. Jika kita mengerti suatu hal, misalnya
anjing, memang dalam diri kita terdapat dua gambar yang satu gambaran fantasi, hasil
tangkapan langsung indera, yakni misalnya meskipun kita menutup mata kita, kita
masih dapat mengenali bentuk, warna tertentu dari binatang yang disebut anjing
tersebut. Sedangkan gambar lain tidak di fantasi, tetapi di intelek. Gambaran
yang terdapat di intelek ini sifatnya tidak lagi khusus. Tidak material, bukan
hasil langsung indera , tetapi umum sifatnya. Gambaran dalam intelek tersebut
bukan mewakili anjing ini atau itu, yang berwarna ini atau berbentuk tertentu
itu, tetapi mewakili semua kelas anjing itu yang umum itu. Konsep dan fantasma
kita bedakan, tetapi ini tidak bararti keduanya tidak dapat tidak bersamaan.[2]
a.
Pembagian konsep
I.
Apabila
kita membagi konsep menurut hubungan dengan aksi aprehensi sederhana, maka
dapat diperoleh dua macam konsep: konsep nonkompleks dan konsep kompleks.
Konsep nonkompleks menurut cara ditangkapnya dan menuruthakikatnya
(juga disebut nonkompleks vocenon re). Misalnya manusia, gaji, dan lain-lain.
Konsep kompleks menurut cara ditangkapnya, tetapi tidak komplek
menurut hakikatnya (jugs disebut kompleks voc non re). Misalnya hewan yang
berbudi, reaktor atom, kesenian daerah modern, dan lain-lain.
II.
Konsep
Kategorematis, yakni konsep yang menurut hakekatnya, tanpa pertolongan suatu
konsep lain, dapat mengartkan sesuatu. Misalnya rumah, vespa, singa,
organisasi, panglima, kera, dan lain-lain.
Konsep sinkaregonematis, yakni konsep yang menurut hakekatnya,
tanpa pertolongan konsep lain, tidak dapat mengartikan sesuatu. Misalnya banyak
sedikit, besar kecil.[3]
.
III.
Apabila
dapat dipandang ekstensinya (lingkungannya) kita dapat membagi konsep sebagai
berikut :
·
Universal,
Partikular, Singular dan Kolektif
Suatu kata
mempunyai pengertian universal apabila ia mengikat keseluruhan bahwanya tanpa
kecuali, seperti rumah, kursi, hewan, tumbuhan, manusia dan sebagainya.
Suatu kata yang
mempunyai arti Partikular apabila ia mengikat bawahan yang banyak, tetapi tidak
mencakup keseluruhan anggota yang diikatnya.
Jika pada kata
universal anggota yang diikatnya adalah banyak tidak terbatas, maka pada kata
Singular adalah sebaliknya. Kata yang mempunyai pengertian singular dapat
dibedakan menjadi :
Nama Unik,
yaitu nama yang memberi identitas.
Nama diri, yaitu nama yang diberikan kepada orang atau barang untuk
tujuan atau identivikasi.
Suatu kata yang memiliki arti kolektif apabila ia mengikat sejumlah
barangyang mempunyai persamaan fungsi yang membentuk suatu kesatuan seperti
regu, tim, kesatuan, dan lain sebagainya. Kata yang mempunyai pengertian
kolektif adalah kesatuan yang terikat bukan individunya.[4]
IV.
Apabila
pembagian menurut lima pricidipibilia adalah pembagian menurut cara
menerangkannya, perincian selanjutnya dapat kita laksanakan menurut cara
beradanya (menurut modalitasnya) pembagian berlangsung sesuai dengan kesepuluh
kategori atau predicamanta .
Diantara semua genus, terdapat sepuluh buah yang penting. Dan ke
dalam sepuluh buah kategori inilah kita dapat membagi semua macam realitas
ciptaan.
V.
Menurut
Komprehesinya konsep dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni konsep konkret dan
konsep abstrak.
Suatu kata mempunyai arti kata konkrit apabila ia menunjuk suatu
benda, orang apa saja yang mempunyai eksistensi tertentu seperti buku, kursi,
rumah, kuda dan Hasan.
Suatu kata mempunyai arti kata abstrak apabila ia menunjuk kepada
sifat, ng berkeadaan, kegiatan, kepandaian.
Ternyata ada beberapa kata yang bermakna konkret pada suatu saat
yang bermakna dan bermakna abstrak pada saat lain. Hal ini terjadi menurut
penggunaannya. ‘orang jawa’ jika dimaksud adalah seorang yang tinggal di jawa
timur, jawa tengah, dan jawa barat ia bermakna konkret. Tetapi bila dimaksud
adalah cara dan sikap mereka hidup maka menjadi abstrak . kebaikan, kekayaan,
kenakalan, kesempurnaan, adalah abstrak. Tetapi bila ditentukan pada obyek
tertentu, ia menjadi konkret.
Di bawah ini adalah kata-kata itu bermakna abstrak :
Kebaikan adalah
perbuatan yang sangat diharapkan
Kekayaan dapat membuat
orang lupa kepada tuhan
Kenakalan adalah sikap
yang perlu mendapat perhatian
Kesempurnaan adalah tanda
kesungguhan.
Sedangkan pada penyataan-pernyataan berikut, kata-kata itu menjadi
konkret :
Kebaikan tuan kemarin
tidak mungkin terlupakan
Kekayaan onasis bernilai
milyaran dolar
Kenakalan adikku
membingingkan ibu
Kesempurnaan lukisan
ini mengagumkan banyak pengunjung.[5]
VI.
Konsep
Real
Menunjuk sesuatu pada dirinya sendiri, lepas dari mengerti atau
mengetahui.
Konsep Logik
Menunjuk sesuatu seperti yang terdapat didalam pikiran
Perlu diingat bahwa logika scientifika bukannya memandang hal-hal
sebagaimana dalam diri mereka sendiri , tetapi memandang neomata, yakni
tanda-tanda dari realitas tersebut. Pembedaan ini sangat perlu, jika tidak
dapat menimbulkan kesesatan . yaitu seperti mencampurkan tanda dan yang
ditandai, gambaran dan realitasnya, pikiran dan benda-benda, hubungan atau
perbedaan logis, dan hubungan atau perbedaan riel.
VII.
Kita
dapat juga membagi konsep menurut taraf abtraksinya.
Berdasarkan momen-momen tadi jugalah, maka kita memiliki bermacam
konsep menurut tingkat abtraksinya.
1)
Konsep
taraf abtraksi pertama : menunjuk sesuatu sebagaimana diketahui para intelek
dan pancaindra (indera extern) misalnya : merah, biru, asam dan lain-lain.
2)
Konsep
taraf abtraksi kedua : menunjuk
benda-benda sebagaimana adanya di dalam ruang dan waktu, yakni sebagaimana
diketahui secara bersama oleh intelek dan indra extern. Misalnya persegi,
lurus, poligonal, tua, muda dan lain-lain.
3)
Konsepsi
taraf abtraksi ketiga : menunjukkan sesuatu sebagaimana diketahui oleh akal
budi saja. Disini ditunjuk konsep – konsep yang hanya dapat diketahui akal budi
saja.
Taraf abtraksi pertama dan kedua adalah khas konsep-konsep yang
terdapat pada pengetahuan biasa dan semua ilmu positif berdasar observasi
(pengamatan). Sedangkan taraf abtraksi ketiga adalah konsep yang murni
rasional, khas pada filsafat (metafisika) dan teleologia supernatural.
VIII.
Konsep
bermaksud mengungkapkan sesuatu. Tetapi cara mengungkapkan ataumenyatakan itu
dapat sesuai atau tidak sesuai dengan sesuatu tadi. [6]
2.
Isi pengertian
(Comprehension of a Concept)
Di atas telah disebutkan bahwa pengertian
adalah tangkapan yang dibentuk akal budi tentang esensi atau makna obyek
tertentu. Makna tersebut dapat diungkapkan melalui definisi (tentang definisi
ini secara khusus nanti masih akan kita bicarakan). Namun, pada kenyataannya,
betapapun baiknya suatu definisi, ia tak akan mampu mengungkapkan secara
eksplisit semua unsur yang terkandung dalam pengertian itu. Misalnya, jika kita
mendefinisikan “manusia” sebagai “hewan yang berakal budi”; definisi ini
tidaklah mampu mengungkapkan secara ekspisit semua unsur yang terkandung dalam
pengertian “manusia” itu (unsur-unsur: “yang dapat tertawa”, “yang dapat
membuat keputusan”, “yang dapat mengasihi” dan sebagainya tidak termuat dalam
definisi di atas). Dalam logika, (keseluruhan unsur (sifat) yang termuat dalam
suatu pengertian disebut isi pengertian atau komprehensi). Komprehensi dibagi
atas dua. Pertama, komprehensi essensial dasar yakni: ciri/sifat yang secara
niscaya ada pada satu pengertian. Misalnya: “hewan yang berakal budi” pada
pengertian “manusia”. Kedua, komprehensi komplementer (absidental) yakni:
ciri/sifat yang secara kebetulan/bersifat melengkapi isi dari suatu pengertian.
Misalnya: “menangis” pada pengertian “manusia”.
Pemahaman akan isi perngertian ini sangat
penting, karena kita hanya bisa membicarakan sesuatu hal sebagaimana mestinya
apabila kita mengetahui isi/komprehensi hal tersebut.
3.
Luas pengertian
(extension of a concept)
Selain isi atau komprehensi, setiap pengertian
memiliki luas atau ekstensi. Yang dimaksud dengan luas atau ekstensi dari suatu
pengertian ialah keseluruhan hal atau lingkungan realitas yang dapat ditunjuk
dengan pengertian itu. Misalnya, luas pengertian “gajah” adalah semua gajah. Di
luar lingkungan atau kelompok binatang yang disebut gajah, pengertian “gajah”
tak dapat diterapkan.
Berdasarkan itu, mudah kita mengerti mengapa
luas pengertian yang satu dengan luas pengertian yang lain tidak sama. Kalau
kita bandingkan pengertian “gajah” tadi dengan pengertian “binatang”, sebagai
contoh, jelaslah bahwa luas pengertian “binatang” lebih besar daripada luas
pengertian “gajah”, karena gajah termasuk dalam lingkup pengertian “binatang”.
Kita juga bisa mengatakan bahwa “gajah” adalah bawahan dari “binatang”, (karena
“gajah” merupakan pengertian yang ditunjuk dengan pengertian binatang)
sedangkan “binatang” adalah atasan dari “gajah” (karena “binatang merupakan
pengertian yang menunjuk – antara lain – pada gajah).
4.
Hubungan antara
isi dan luas pengertian
Dari uraian di atas, jelas kiranya bahwa antara
isi dan luas pengertian terdapat hubungan yang berbanding terbalik (timbal
balik) artinya semakin bertambah (besar) luas suatu pengertian, semakin
berkurangnya (kecil) luas suatu pengertian, semakin bertambah (banyak)
pengertian itu. Dengan berpangkal pada contoh uraian di atas, jelaslah bahwa
makin umum suatu pengertian makin sedikit isinya dan makin luas lingkungannya.
Sebaliknya semakin banyak isinya (makin mendekati realitas konkrit), maka
sempit atau terbatas luasnya. Misalnya pengertian “alat”, masih umum dan luas
sebab belum menerangkan untuk apa alat itu. Sedangkan “pulpen” adalah
pengertian yang lebih konkrit yang menjelaskan alat untuk menulis maka
lingkungan atau luasnya pun terbatas sedangkan isinya padat/banyak.[7]
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian konsep adalah dari kata
latin: concipere, yang artinya mencakup, mengandung, mengambil, menyedot,
menangkap. Isi adalah tangkapan yang dibentuk akal budi tentang
esensi atau makna obyek tertentu. Luas pengertian adalah keseluruhan hal atau
lingkungan realitas yang dapat ditunjuk dengan pengertian itu. Hubungan antara
isi dan luas pengertian adalah semakin bertambah (besar) luas suatu pengertian,
semakin berkurangnya (kecil) luas suatu pengertian, semakin bertambah (banyak)
pengertian itu.
DAFTAR PUSTAKA
Repository.usu.ac.id/bitstream
123456789/31634/4/ chapter I.pdf
DR. W. Poespoprodjo,S.H.,S.S.B.Ph.,L.Ph. logika scientika,pustaka
grafika, bandung 1999. Hal 87-88
Drs. Mundiri, logika, PT.raja grasindo persada, jakarta 2001. hal
20
Kuliah filsafat.com/2009/11/22/pengertian-dan –trem/
[2] DR. W.
Poespoprodjo,S.H.,S.S.B.Ph.,L.Ph. logika scientika,pustaka grafika, bandung
1999. Hal 87-88
إرسال تعليق