PROPOSISI
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : LOGIKA
Dosen Pengampu : Rohanah, M.Pd.I
Disusun Oleh
:
Ali Ridho (1410110310)
Kelas
: Tarbiyah PAI - I
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
PROGRAM
STUDI TARBIYAH / PAI / I
TAHUN 2014/2015
BAB I
Pendahuluan
1.
Latar Belakang Masalah
Kata
logika sering kita dengar atau kita ketahui, logika mempelajari cara bernalar
yang benar dan kita tidak bias melaksanakannya tanpa memiliki dahulu
pengetahuan yang menjadi premisnya. didalam percakapan sehari-hari kita
biasanya mengunakan penalaran akal atau menururt akal. Logika sebagai istilah
berarti suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketetapan
penalaran. Sedangkan penalaran yaitu suatu bentuk pikiran. Didalam penalaran
terdapat sebuah pernyataan atau proposisi yang dimana arti proposisi adalah
sebuah pernyataan. Macam-macam bentuk proposisis adalah: Proposisi Kategoris,
Proposisi Hipotetis, Proposisi Disyungtif. Disamping proposisi dibagi
menjadi empat yaitu : unsurnya, bentuknya, kuantitasnya, dan kualitasnya.
Pernyataan pikiran manusia adakalanya mengungkapkan keinginan,
perintah, harapan, cemooh, kekaguman dan pengungkapan realitas tertentu baik
dinyatakan dalam bentuk positif maupun bentuk negatif.
2.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian proposisi ?
2.
Apa saja macam-macam proposisi ?
3.
Apa saja jenis-jenis proposisi?
BAB II
Pembahasan
A.
Pengertian Proposisi
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai
benar dan salahnya. Proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang
mengandung maksud sempurna. Jika kita menganalisis suatu pemikiran, taruhlah
suatu buku, kita akan mendapati suatu pemikiran dalam buku itu, dan lebih
khususnya lagi dalam bab-babnya, kemudian pada paragrafnya dan akhinya pada
unit yang tidak dapat dibagi lagi yakni
yang disebut proposisi. Proposisi itu sendiri masih bisa di analisis lagi
menjadi kata-kata, tetapi kata-kata hanya menghadirkan pengertian sesuatu,
bukan maksud atau pemikiran sesuatu.
Dalam logika dikenal adanya dua macam proposisi, menurut sumbernya,
yaitu proposisi analitik dan proposisi sintetik. Proposisi analitik adalah
predikatnya sudah mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya.
Contoh:
mangga adalah buah-buahan
Kuda adalah hewan
Ayah adalah orang laki laki
Kata ‘hewan’ pada contoh ‘kuda adalah hewan’
pengertian sudah tergantung pada subyek ‘kuda’. Jadi predikat pada proposisi
analitik tidak mendatangkan pengetahuan baru. Untuk menilai benar tidaknya
proposisi serupa kita lihat ada tidaknya pertentangan dalam diri pernyataan
itu, sebagai mana yang telah pelajari tentang ukuran kebenaran pada bab lalu. Proposisi analitik
disebut juga proposisi a priori.
Proposisi sintetik adalah proposisi yang
predikatnya mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subyeknya.
Contoh : pepaya ini manis
Gadis itu gendut
Oasis adalah kaya raya
Kata ‘manis’ pada proposisi ‘gadis ini manis’ pengertiannya belum terkandung pada subyeknya, yaitu ‘gadis’. Jadi kata
‘manis’ merupakan pengetahuan baru yang dapat melalui pengalaman. Proposisi
sintetik adalah lukisan dari kenyataan empirik maka untuk menguji benar
salahnya diukur berdasarkan sesuai tidaknya dengan kenyataan empiriknya.
Proposisi ini di sebut juga proposisi a posteriori[1].
Proposisi juga dapat didefinisikan ungkapan keputusan dalam
kata-kata, atau juga manifestasi luaran dari sebuah keputusan. Secara subyektif,
keputusan berarti suatu aksi pikiran yang dengan itu kita membenarkan atau
menyangkal sesuatu; misalnya: kusni kasdut adalah penjahat ulung; wanita itu
bukan pacarku. Secara objektif, keputusan berarti sesuatu yang dapat di
benarkan (affirmed) atau disangkal. Jadi , bisa benar atau salah.
Logika, seperti juga yang kita katakan tentang ide atau konsep, pertama-tama
hanya membicarakan keputusan objektif, hanya secara tidak langsung membicarakan
keputusan aksi intelek.
Apa yang dibenarkan atau disangkal dalam suatu kepautusan Selalulah
hubungan yang terdapat antara dua konsep yang objektif. Dan hubungan tersebut
dapat berwujud:
1. hubungan identitas atau
kebedaan atau juga bisa terdapat
2. bentuk bentuk hubungan lainya, misalnya hubungan dependensi
(ketergantungan), dan lain-lain[2].
B.
Bentuk-bentuk proposisi
Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik, proposisi
hipotesis, proposisi disyungtif, pertama kita akan membahas tentang proposisi
kategorik.
1.
Proposisi kategorik
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan
tanpa adanya syarat, seperti :
Hasan
sedang sakit
Anak-anak
yang tingal diasrama adalah mahasiswa
Orang
rajin akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang mereka harapan
Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term
subyek, satu term predikat, satu kopula dan satu quantifier
Kita akan jelaskan satu persatu antara subyek, predikat, kopula,
dan quantifier. Baik kita akan meluai dari subyek sebagaimana kita ketahu
mengenai subyek adalah sebuah term yang menjadi pokok pembicaraan. Predikat
adalah term yang menerangkan sbuyek. Kopula adalah kata yang menyatakan
hubungan antara term subyek dan term predikat. Quantifier adalah kata yang
menunjukan banyaknya satuan yang diikat oleh term subyek.
Sebagian
|
Manusia
|
Adalah
|
Pemabuk
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1:
quantifier
|
2:
term subyek
|
3:
kopula
|
4:
term predikat
|
Quantifier adakalanya
kepada permasalahan universal seperti kata: seluruh, semua.; ada kalanya
menunjukan permasalahan partikular , seperti: sebagian, kebanyakan; dan ada
kalanya menunjukan permasalahan singular, tetapi permasalahan singular biasanya
quantifier tidak dinyatakan.
Apabila quantifier suatu proposisi menunjukan kepada
permasalahan universal maka proposisi itu disebut proposisi universal; jika
permasalahan partikular maka akan disebut proposisi partikular, jika
permasalahan singular, disebut proposisi singular.
Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak dinyatakan
quantifier-nya tidak berarti subyek dari proposisi tidak mengandung pengertian
banyaknya satuanyang diikatnya. Dalam keadaan apapun sunyek selalu mengandung
jumlah yang diikat. Sekarang perhatikan dahulu proposisi yang quantifier-nya
dinyatakan:
Poposisi
universal
|
=
|
Semua tanaman membutuhkan air
|
Proposisi
partikular
|
=
|
sebagian manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
|
Proposisi
singular
|
=
|
Seorang yang bernama Hasan adalah seorang guru
|
Poposisi universal
|
=
|
Tanaman Membutuhakan air
|
Proposisi partikular
|
=
|
Manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
|
Proposisi singular
|
=
|
Hasan adalah seorang guru
|
Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier-nya
tanpa mengubah kuantitas proposisinya:
Dalam proposisi ‘Tanaman membutuhkan air’, meskipun
quantifiernya-nya tidak dinyatakan, yang dimaksud adalah semua tanaman, karena
tidak satupun tanaman yang bisa tumbuh tanpa membutuhkan air. Pada proposisi
‘Manusia dapat menerima pendidikan tingi’ yang dimaksud adalah sebagian
manusia, karena tidak semua manusia dapat menerima pendidikan tinggi. Sedangkan
pada proposisi ‘Hasan adalah guru’ yang dimaksud tentulah seorang, bukan
beberapa orang.
Kopula, sebagai mana telah disebut, adalah kata yang menegaskan
hubungan term subjek dan term predikat dan term predikat baik hubungan
mengiakkan maupun hubungan mengingkari. Kopula menentukan kualitas
proposisinya. Bila ia mengiakan, proposisi positif dan bila mengingkari disebut
proposisi negatif.
Proposisi
positif : hasan adalah guru
Proposisi
negatif : budi bukan seniman
Kombinasi
antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam macam proposisi,
yaitu :
Universal positif, seperti : Semua manusia akan mati
Partikular positif, seperti : Sebagian manusia adalah guru
Singular positif, seperti : Rudi adalah pemain bulu tangkis
Universal negatif, seperti : Semua kucing bukan burung
Partikular negatif, seperti : Beberapa mahasiswa tidak lulus
Singular negatif, seperti : Fatimah bukan gadis pemalu
Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subyek dan
predikat secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf A.
Proposisi partikular positif kopula mengakui hubungan subyek dan predikat
sebagian saja dilambangkan dengan huruf I. Proposisi singular positif karena
kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan maka juga
dilambangkan dengan huruf A. Huruf A dan I masing-masing sebagai lambang
proposisi universal positif dan partikular positif diambil dari dua huruf hidup
pertama kata Latin Affirmo yang berarti mengakui.
Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek
dan predikatnya secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf E.
Proposisi partikular negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat
sebagian saja, dilambangkan dengan huruf O. Proposisi singular negatif karena
kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan, juga
dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai sebagai lambang tersebut
diambil dari huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa Latin yang berarti menolak
atau mengingkari.
Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambang, permasalahan
dan rumus proposisi sebagai berikut :
Lambang
|
Permasalahan
|
Rumus
|
A
|
Universal Positif
|
Semua S adalah P
|
I
|
Partikular positif
|
Sebagian S adalah P
|
E
|
Universal negatif
|
Semua S bukan P
|
O
|
Partikular negatif
|
Sebagian S bukan P
|
2.
Proposisi Hipotetik
Pada proposisi kategorik menyatakan suatu kebenaran tanpa syarat,
maka pada proposisi hipotetik kebenaran yang dinyatakan justru digantungkan
pada syarat tertentu. Antara keduanya mempunyai perbedaan mendasar.
Pada proposisi kategorik kopulanya selalu ‘adalah’ atau ‘bukan’ atau
‘tidak’; sedangkan pada proposisi hipotetik kopulanya adalah ‘jika, apabila,
atau manakala’ yang kemudian dilanjutkan dengan ‘maka’, meskipun yang terakhir
ini sering tidak dinyatakan. Pada proposisi kopulamenghubungakn dua buah term
sedang pada proposisi hipotetik kopula menghubungkan dua buah pernyatan. Sebuah
proposisi hipotetik, misalnya: ‘jika permintaan bertambah maka harga akan naik’
pada dasarnya terdiri dari dua dua kopula proposisi kategorik ‘permintaan
bertambah’ dan ‘harga naik’.’jika’ dan ‘maka’pada contoh diatas adalah kopula,
‘permintaan bertambah’ sebagai pernyataan pertama disebut sebab atau antecedent
dan ‘harga akan naik’ sebagai pernyataan kedua disebut akibat atau konsekuen.
Proposisi
hipotetik mempunyai dua buah bentuk. Pertama, bila A adalah B maka A
adalah C, seperti:
Bila Hasan rajin ia akan naik kelas.
Kedua, bila A adalah
B maka C adalah D seperti:
Bila hujan, saya naik becak.
Proposisi hipotetik yang mempunyai hubungan kebiasaan seperti:
Bila
pecah perang, maka harga akan membubung.
Jika
hujan turun, saya tidak akan pergi.
3.
Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada
hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi kategorika. Sebuah proposisi
disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar maka salah ; jika dianalisis
menjadi : ‘Poposisi itu benar’ dan Proposisi itu salah”. Kopula yang berupa
‘jika’ dan ‘maka’ mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan
disyungtif. Kopula dari proposisi disyungtif bervariasi sekali, seperti :
Hidup kalau tidak bahagia adalah susah.
Eko di kantin atau di perpus.
Jika bukan Dian yang memberi maka Dodi.
Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu:
Proposisi disyungtif sempurna.
Mempunyai alternatif kontradiktif
Rumus : A mungkin B mungkin non B, seperti “Fajar mungkin masih
hidup mungkin sudah mati (non-hidup)”.
Proposisi disyungtif tidak sempurna.
tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
Rumus : A mungkin B mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam atau
berhelm putih”[3].
C.
Jenis-jenis proposisi
Proposisi dapat dibagi
ke dalam 4 aspek, yaitu:
1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan kualitas
4. Berdasarkan
kuantitas
Gbr1. Skema Jenis-Jenis Proposisi
Ø Berdasarkan bentuknya, proposis dapat dibagi
atas 2 jenis, yaitu:
a) Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan
satu predikat.
Contoh:
- Setiap barang harus disusun dan ditata dengan rapi.
- Pakaian ini dicuci dan dijemurkan oleh kakak.
b) Proposisi majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari d=satu
subjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh:
- Semua mahluk hidup pasti bernapas.
- Semua orang terlihat bahagia hari ini.
Ø Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke
dalam 2 jenis, yaitu:
a) Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan
predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
- Setiap mahasiswa memiliki KTM sebagai identitasnya.
- Semua wajib pajak wajib membayar pajak.
b) Proposisi kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu
di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2
jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
- Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
- Jika waktu dapat terulang kembali, aku pasti lebih berusaha lagi.
Contoh proposisi kondisional disjungtif (mempunyai 2 pilihan alternatif):
- Dia tidak jadi datang karena
sibuk atau malas.
- David Beckham adalah seorang
pemain bola atau model.
Ø Berdasarkan kualitasnya, proposisi juga dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Proposisi positif merupakan proposisi yang memiliki persesuaian
antara subjek dan predikatnya.
Contoh:
- Semua manusia adalah mahluk hidup.
- Harimau adalah hewan buas.
- Semua insinyur adalah orang pintar.
b) Proposisi negatif merupakan kebalikan dari proposisi positif, dimana
tidak ada terdapat kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Contoh:
- Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan jilbab.
- Semua aves bukanlah omnivora.
- Tidak ada tumbuhan yang dapat berjalan.
Ø Aspek terakhir adalah berdasarkan kuantitas.
Berdasarkan aspek ini, proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada umumnya diawali
dengan kata semua atau seluruh.
Contoh:
- Semua warga negara Indonesia wajib memiliki KTP sebagai identitasnya.
- Semua mahasiswa harus mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
b) Proposisi khusus atau spesifik adalah proposisi yang pada uumnya diawali
dengan kata sebagian dan beberapa.
Contoh:
- Sebagian kendaraan bermotor diparkir di halaman belakang.
- Sebagian mahasiswa pulang ke kampung halaman untuk menghabiskan
liburannya.
- Beberapa pelajar pergi ke sekolah dengan berjalan kaki[4].
BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai
benar dan salahnya. Bentuk-bentuk proposisi Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu
proposisi kategorik, proposisi hipotesis, proposisi disyungtif. Dalam proposisi
kategorik itu yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat, seperti :
Hasan sedang sakit
Sedangkan
proposisi hipotesis itu pernytaan menggunakan syarat.
Contoh:
Jika hujan turun, maka saya
tidak akan pergi
Dan
proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi
kategorika. proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar maka
salah.
Contoh: Hidup kalau tidak bahagia adalah susah.
Jenis-jenis proposisi
Proposisi dapat dibagi ke dalam 4 aspek, yaitu:
1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan kualitas
4. Berdasarkan kuantitas
B.
Daftar Pustaka
R.G. Soekadijo LOGIKA DASAR tradisional, simbolik, dan induktif,
1987, Gramedia: jakarta
Mundiri, 2001, Logika, RajaGrafindo Persada: Jakarta
https://nailimufrodah123.wordpress.com/2014/12/03/makalah-logika-proposisi/
diakses pada tangal 16 april 2015 jam 10.14
W.Poespoprodjo,1999,LOGIKA
SCIENTIFIKA,Pustaka Grafika.Bandung.
http://ogi01.blogspot.com/2014/04/logika-proposisi-konjungsi-disjungsi.html
Bagus... Sangat membantu dan lanjutkan berkarya untuk menolong. Terima kasih.
ReplyDeleteTrimakasihhh
DeleteTitanium Art | The art-spy nature of the world
ReplyDeleteBy developing and publishing babyliss pro titanium in association with the Art of the Stone, columbia titanium pants Tritanica has 2017 ford focus titanium made its way into titanium bike frame our cultural archives through the 1xbet 먹튀 study of
Post a Comment